Integrasi Pembangunan? Nusantara Terkoneksi



Siapa yang tidak kenal dengan julukan negara Indonesia.Ya,sebutan yang begitu familiar sekaligus menggambarkan karakteristik negeri kita , yaitu Indonesia Negara Kepulauan.Indonesia terdiri dari beribu pulau dengan 5 pulau besar yang terbujur dari Sabang sampai Merauke, di antaranya adalah Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan,Sulawesi, dan Papua.Tidaklah mudah untuk mem-“Bhinneka”-kan Indonesia.Mempersatukan Ideologi dan Dasar Negara tidaklah cukup untuk sustainability negara ini.Nyatanya, konektivitas dan integrasi dalam segala aspek dan konteks sangat crucial dalam maju dan kembang-nya bangsa ini.Salah satu aspek penting itu ialah pembangunan infrastruktur yang konsolidatif.Infrastruktur yang terintegrasi dapat mendorong Pembentukkan Modal Tetap Bruto (PMTB), meningkatkan potensial pariwisata Indonesia,menjadi landasan yang kuat dalam perputaran lalu lintas bisnis,serta menekan biaya logistic yang berdampak pada kompetensi dan kemampuan daya saing produk Indonesia dengan negara lain.Tahukah anda bahwa pada tahun 2016,biaya logistic Indonesia mencapai 29% dari Produk Domestik Bruto(PDB)? Hal ini menunjukkan minimnya infrastruktur Indonesia dalam bidang logistiknya jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,padahal logistic merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi.



Logistik adalah salah satu indicator yang menunjukkan baik dan buruknya infrastruktur sebuah negara. Bayangkan saja,setiap 1 Dollar AS yang dikeluarkan untuk membangun infrastruktur akan memberi pertumbuhan ekonomi sebanya 1,5-2 dollarAS (Studi Progressive Policy Institute ).Berdasarkan LPI (Logistics Performance Index) 2016,Indonesia menempati ke-63 dari 160 negara yang dipantau, dengan skor 2,98 .Dalam perhitungannya,World Bank memperhatikan 6 komponen penilaian yang salah satunya adalah infrastruktur.Dapat kita lihat relevansi dan relasi yang reprosikal antara pembangunan infrastruktur dengan logistic.Hasil nyata dari kemajuan infrastruktur dapat menggedor biaya logistic yang selama ini terbilang cukup tinggi.Isu dalam koridor logistik sendiri terletak pada fungsi lokasi dan waktu.



 Dalam fungsi waktu, rupanya waktu tunggu merupakan permasalahan yang serius dalam sea freight(jalur maritim). Dwelling time (waktu tunggu) sebuah kapal di pelabuhan sangat berpengaruh pada ongkos kirimnya.Semakin singkat dwelling time di pelabuhan,maka semakin mengurangi biaya logistic.Lalu,apa kontribusi infrastruktur dalam hal ini? Infrastruktur sangat membantu, apabila pelabuhan memiliki fasilitas yang memadai,seperti dryport yang luas dan lega.Dalam fungsi lokasi sendiri,masih banyak jalanan yang rusak atau minimnya jalan tol yang memungkinkan transportasi darat seperti truk,untuk melewati jalan alternative yang masih rusak.Kerusakan jalan dan minimnya infrastruktur jalan tol memberikan jarak tempuh yang jauh dan risiko yang tinggi terhadap produk/barang yang sedang diangkut.
 

Mengapa Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alamnya kian lama kian tertinggal dari negara lain? Jawaban dari segala permasalahan ini adalah kurangnya konektivitas antar pulau (pelabuhan,jalan tol darat dan laut) dan infrastruktur yang terintegrasi (kereta api,monorail).SDA yang dikelola dan hendak didistribusikan memang memiliki kualitas baik,namun harga produk tidak siap bersaing di pasar.Untuk menjawab ketertinggalan ini,rupanya tidak tanggung-tanggung Presiden Jokowi bertekad dan menyediakan anggaran infrastruktur sebesar 371,1 trilliun yang naik sebanyak 178% bila dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan pada tahun 2014. Melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KPPIP) ,terdapat 30 proyek prioritas dari 266 proyek yang akan mendapatkan pengawalan ketat dari presiden.Pembangunan prioritas ini bertujuan salah satunya adalah untuk menekan angka melambung dari biaya logistic,agar mencapai kestabilan ekonomi yang menekan laju inflasi.



        Salah satunya adalah proyek pelabuhan Kuala Tanjung,Sumatera Utara.Pelabuhan yang akan dijadikan Hub Inter ini, dikembangkan sebagai  “Industrial Gateaway Port” yaitu integrasi daerah pelabuhan dengan wilayah industry.Kalau dilihat dan ditelaah lebih dalam lagi, pelabuhan ini memiliki potensial yang memang layak dijadikan sebagai prioritas.Letaknya yang dekat dengan Selat Malaka, dapat menjadikan pelabuhan ini sebagai pintu gerbang kapal-kapal asing yang masuk.Selain itu,pelabuhan ini dibangun dengan 4 tahap spesifik yaitu,pengembangan terminal multipurpose yang akan dioperasikan pada April 2017,lalu akan di’upgrade’ lagi sebagai kawasan industry seluas 3000 hektar yang akan diproses pada kuartal kedia tahun 2017,dilanjutkan dengan tahap ketiga dengan pengembangan dedicated terminal(2017-2019) ,dan tahap terakhir yang memperjelas kepenuhan dari proyek ini,adalah pengembangan kawasan industry terintegrasi(2021-2023). 
 Pelabuhan yang akan dijadikan Hub Inter lainnya adalah Pelabuhan Bitung,Sulawesi Utara.Bila pelabuhan yang satu ditempatkan diujung Barat wilayah Indonesia sebagai pintu gerbang kapal asing, maka pelabuhan yang satu ini tidak kalah pentingmya dalam menaikkan daya saing produk Indonesia dalam industry kemaritiman dan kerajinan dari wilayah Indonesia bagian Timur.Kerajinan wilayah Timur sendiri dipercaya dapat bersaing dalam pasar local maupun ekspor,contoh kerajinan khasnya adalah kain tenun,kerajinan kerang,kayu ukir,dan masih banyak lagi.Bitung disebut-sebut,akan menjadi pelabuhan yang menjadikan dinamika logistic bertumbuh secara eksponensial. Lalu,tidak tanggung-tanggung untuk mendukung infrastruktur yang akan mendorong keefektifan biaya logistic ini,rupanya pemerintah serta merta menjadikan proyek pembangunan jalan Tol Manado-Bitung sebagai proyek prioritasnya demi mendorong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Peti Kemas Bitung.Tujuan-tujuan memperlengkapi infrastruktur pelabuhan ini adalah,agar mencapai program nyata yang diusung Presiden Jokowi yaitu Tol Laut,yang menuntun Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia.



Terlihat jelas bahwa system yang terintegrasi antar infrastruktur, saling terkait dan terkoneksi untuk membangun perekonomian negara. Konektivitas dan integrasi memanglah kunci utama dalam membangun infrastruktur Indonesia.Namun,koordinasi antar bidang pembangunan dalam prosesnya haruslah diberi perhatian khusus,terutama dalam dana anggaran yang menjadi salah satu faktor terlaksananya pembangunan negara.Anggaran yang digunakan dalam infrastruktur memang merupakan modal yang cukup besar dalam pembangunan negara ini,oleh sebab itu,sumber penghasilan negara tidak cukup hanya mengandalkan perpajakkan dan BUMN,melainkan juga harus mengapresiasi bantuan dari swasta.Sehingga,Indonesia tidak hanya kaya akan Sumber Daya Alamnya,namun juga kaya dalam pengelolaan sistemnya yang terintegrasi.





Sumber:

http://katadata.co.id/public/media/oldmedia/infografik/2014/12/tol-lautWEB_1.jpg










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nawacita Butir Tiga, Parawisata Kunci Pembangunan

Kuda dikekang, Singa dikandang, Manusia?

Pengalaman Magang di UNDP (PBB Bidang Pembangunan)